Detail Berita

Sunyinya malam menyelimuti suasana Dusun Teraju. Beberapa warga mendekam di rumah menikmati kehangatan dengan keluarga. Sebagian lainnya duduk-duduk santai di masjid sambil bertukar cerita. Para warga melepas penat setelah seharian bekerja, entah sebagai petani, pedagang, atau peternak.

 

Namun, berbeda dengan Pak Dwi Ahmadi, akrab disapa Pak Dwi, yang masih bekerja bersama karyawannya. Sayup-sayup bunyi pabrik DJM Mergo Tahu menandakan produksi tahu masih berjalan. Mereka akan terus bekerja sampai jam menunjukkan pukul 11 malam, pertanda produksi telah selesai. Saat Pak Dwi dan karyawannya siap menutup hari, tahu putih (mentah), tahu goreng, dan tahu bakso sudah siap untuk diperjual-belikan. 

 

 

Tahu-tahu yang akan dikirim dimasukkan ke dalam ember-ember berisi air. Lalu dikirim menggunakan mobil pick up keesokan harinya. Tahu dikirimkan ke beberapa daerah di Temanggung, bahkan sampai ke luar Temanggung. “[Kirimnya] ke Pasar Kranggan, Ngadirejo, Jumo, dan Batang,” ujar Pak Dwi.

 

Setiap hari, Pak Dwi mampu memproduksi tahu berkisar 3 kuintal, bahkan bisa lebih. “Nanti 3 kuintal jadi 90 ember,” ujar Pak Dwi. Dalam menjalankan produksi yang lumayan besar tersebut, Pak Dwi dibantu oleh 10 karyawannya. “Total 10 [karyawan], yang jual 5, yang buat tahu 5,” jelas Pak Dwi. Pabrik DJM Mergo Tahu hampir tidak pernah berhenti melakukan produksi. Pabrik hanya diliburkan pada hari Jumat Kliwon, saat pertemuan rutin antar pedagang tahu dilaksanakan.

 

 

Setelah 9 tahun merasakan manis-pahitnya berdagang tahu, Pak Dwi termasuk pengusaha yang cukup sukses. Usahanya sudah mencicipi pelbagai hambatan dan tantangan dunia pasar. “Banyak [hambatan dan tantangan], naik-turun, jenenge jualan. Banyak pesaing di pasar,” keluh Pak Dwi.

 

Pabrik tahu DJM Mergo Tahu sendiri baru berdiri sejak tahun 2021. Sebelumnya Pak Dwi berjualan dengan membeli tahu hasil produksi pabrik orang lain untuk dijual kembali. “Kalau jualan tahu sudah 9 tahun, kalau pabrik-nya baru 3 tahun. Dulunya ambil di Magelang,” jelas Pak Dwi.

 

Meskipun hambatan dan tantangan menyelimuti usahanya, Pak Dwi tetap konsisten. Konsistensi Pak Dwi membuahkan hasil, taraf kehidupannya menjadi lebih baik . Hal itu tercermin dari nama usahanya, “Mergo Tahu” memiliki filosofi bahwa  ia dapat memenuhi kebutuhan hidup karena tahu. “Mergo jualan tahu, bisa beli apa-apa. Bisa nafkahi anak-istri kan mergo tahu,” ujar Pak Dwi sembari tersenyum.

 

Saat ini, usaha Pak Dwi sudah mencapai tahapan bisnis yang ajeg. Ia telah memiliki pasar yang tetap, serta tahunya memiliki ciri khas. Tahu Pak Dwi juga terjamin keawetannya karena direndam di dalam air, sehingga tidak cepat basi. Tidak hanya itu, kebersihan pabriknya pun selalu dijaga untuk menjamin kualitas produksinya.